Kesenian Bali
1. Tari Trunajaya
Tari Trunajaya berasal dari kata Teruna. Kata itu diambil dari kata pemuda yang ditemukan dari hasil kreasi Pan Wandres dalam perjalanannya dan disempurnakan oleh I Gde Manik.
Tarian ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang ingin memikat wanita, terlihat dari setiap gerakan tarinya yang tegas dimana antar kaki diberi jarak seperti kuda-kuda. Walau begitu, seiring dengan perkembangan zaman tarian ini tidak hanya dibawa oleh laki-laki. Perempuan pun dapat ikut serta, bahkan oleh 2 orang sekaligus.
Bila di telaah, sang penari selalu membelalakan matanya dan dengan tegas menggerak-gerakan tariannya, berkesan menyeramkan namun hal ini untuk menunjukan kejantanan pria. Tarian ini biasanya selalu diiringi musik gamelan Gong Kebyar, dapat dipentaskan dimana saja karena bertujuan untuk hiburan saja.
2. Tari Barong
Barong, dari katanya saja mirip dengan Barongsai ya? Tapi tarian ini bukan dari negara China. Indonesia sendiri memiliki tari Barong yang diwariskan jauh hari sebelum keberadaan agama Hindu.
Tarian ini menceritakan tentang perseteruan antara kebajikan yang disimbolkan dengan barong, dan kejahatan yang digambarkan dengan sosok rangda.
Menurut beberapa literatur, kata Barong berasal dari asal kata “Bahruang” yang memiliki arti beruang. Walaupung begitu, wujud dari binatang yang digambarkan bisa beragam tergantung dari jenis tari Barong yang dibawa, ada Barong Bangkal, Barong Macan, Barong Asu, Barong Gajah, Barong Blasblasan, Barong Landung dan yang paling terkenal, yaitu Barong Keket atau Barong Ket yang menggambarkan perpaduan antara macan, singa dan sapi.
Tarian ini biasa ditarikan oleh 2 orang laki – laki, yang satu memainkan bagian kepala dan yang lain berada di bagian ekor. Badan Barong yang digunakan untuk menari pada umumnya terbuat dari bahan kulit dan berhiaskan ukiran – ukiran khas Bali yang dilengkapi dengan ornament potongan kaca cermin sehingga membuatnya Nampak berkilau. Bulu barong terbuat dari serat ijuk, meski ada pula yang terbuat dari bulu burung gagak. Sedangkan untuk bagian topeng, biasanya dibuat dari kayu yang tumbuh di tempat yang dianggap keramat atau angker. Tarian ini diiringi oleh gamelan Gong Kebyar, gamelan Batel dan gamelan Babarongan.
3. Tari Legong
Pada masa kerajaan Bali, tarian ini hanya ditampilkan di lingkungan keraton. Kata Legong sendiri berasal dari asal kata “Leg” yang memiliki arti luwes serta “gong” yang dapat diartikan sebagai gamelan. Oleh sebab itulah, tarian ini memiliki gerakan yang lemah gemulai yang diiringi dengan gamelan tradisional khas Bali bernama Semar Pegulingan. Selain itu, para penari yang memainkan Legong menggunakan kipas, kecuali tokoh Condong.
Di Bali, ada beberapa jenis Tari Legong yang berkembang seiring dengan berjalannya waktu, yaitu Legong Keraton atau Legong Lasem, Legong Legod Bawa, Legong Jobog, Legong Smaradahana, Legong Sudarsana dan Legong Kuntul.
4. Tari Kecak
Siapa yang tidak tau tari Kecak? Tari Kecak adalah tarian adat Bali yang sudah sangat terkenal dan telah menjadi salah salah pertunjukan khas yang diburu para wisatawan.
Tarian ini diciptakan oleh Wayan Limbak dan Walter Spies pada tahun 1930 oleh seniman Jerman, tarian ini menceritakan epic Ramayana dan rata-rata semua penarinya adalah laki – laki. Jumlah penari yang membawakan Tari Kecak bisa berjumlah puluhan bahkan lebih.
Kalau kamu jalan-jalan ke Bali sisihkan waktu kurang lebih 30 menit untuk melihat pertunjukan Tari Kecak, kamu akan melihat para penari yang duduk melingkar dan menyerukan “cak” sembari mengangkat kedua lengan. Hal tersebut menggambarkan tentara kera saat membantu Rama melawan Rahwana. Ada pula penari yang memerankan tokoh – tokoh Ramayana.
Tarian ini kerap dipuji oleh wisatawan asing karena keunikannya, walau hanya berbunyi “cak-cak-cak” namun beberapa kelompok membunyikannya dengan ketukan berbeda-beda, ketika kamu mendengarkan sekelompok laki-laki yang membunyikan kata “cak” kamu seolah mendengarkan ribuan orang yang membunyikan kata “cak”. Inilah keunikan tari kecak. Tari ini disajikan sangat sederhana, namun suasana mistisnya masih tetap ada.
5. Tari Pendet
pada awalnya, tarian adat Bali ini adalah sebagai tari pemujaan yang ditampikan di pura – pura di Bali.
Tari Pendet bisa disebut sebagai bentuk penyambutan atas turunnya para dewa ke dunia. Seiring dengan berjalannya waktu, para seniman tari di pulau Bali mengubah tarian tersebut menjadi sebuah tarian selamat datang.
Versi modern dari Tari Pendet dibuat oleh I Wayan Rindi pada tahun 1950-an. I wayan Rindi adalah seorang seniman yang seumur hidupnya mengamati seluruh tarian Bali, seiring dengan usia I Wayan Rindi mencintai budaya khas Bali, sehingga menjadi seorang pengajar tari Pendet dari generasi ke generasi, ia pun menciptakan koreograper Tari Pendet khusus upacara pembukaan Asian Games di Jakarta. Dibuatnya koreograper Tari Pendet untuk ditarikan oleh kurang lebih 800 orang, yang awalnya ditarikan oleh 5 orang.
6. Tari Baris
Sesuai dengan namanya tari baris, tarian ini dibentuk dengan posisi baris membaris.
Tari Baris adalah salah satu tarian adat Bali yang awalnya merupakan satu bentuk ritual, namun seiring dengan zaman tari ini menjadi tari hiburan. Tari Baris diciptakan pada pertengahan abad ke-16.
Di dalam tarian ini, penari menggerakan badannya seperti seorang pahlawan yang sedang berperang, tari ini dipertontonkan tentang keberanian para ksatria Bali yang sedang bertempur demi membela Raja.
Tarian ini juga biasa dibawakan oleh paling sedikit 8 hingga paling banyak 40 laki-laki. Perlengkapan kostum untuk tari ini adalah badog, lamak, awir, baju beludru, celana panjang, dan lain-lain, seperti ksatria lengkap dengan hiasan kepala, punggung dan dada. Namun, kostum penari yang dikenakan di setiap daerah di Bali bisa berbeda – beda karena setiap daerah memiliki Tari Baris khas sendiri – sendiri. Tarian ini termasuk ke dalam tarian keramat sehingga hanya dibawakan saat adanya perayaan – perayaan khusus dan upacara suci.
7. Tari Panji Semirang
Tarian ini diciptakan oleh seniman bernama I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tarian Panji Semirang dianggap sebuah tari pertunjukan, yang demonstrasikan diluar pura.
Tarian ini menceritakan tentang seorang putri bernama Galuh Candrakirana yang sedang mengembara dan menyamar sebagai laki – laki dengan nama Raden Panji. Pengembaraan tersebut dilakukan sang putri setelah dirinya kehilangan sang suami. Biasanya ditarikan oleh penari wanita yang berperan sebagai laki – laki.
Awalnya ditarikan oleh Luh Cawan, salah seorang murid I Nyoman Kaler.
Pada tarian ini, kamu akan melihat para penari yang membuka matanya lebar-lebar bak seseorang yang sedang sedang marah, dibumbui senyuman namun tetap dengan mata yang galak. Terdapat perubahan mimik di beberapa gerakan.
8. Tari Puspanjali
Puspanjali adalah sebuah tarian adat Bali yang merupakan satu bentuk penyambutan. Puspanjali merupakan gabungan dari arti kata “puspa” dan “anjali” dimana bila disatukan “
9. Tari Margapati
Kata Margapati diambil dari kata Marga yang artinya jalan, dan pati berarti kematian. Bila disatukan artinya jalan menuju kematian.
Diciptakan oleh Nyoman Kaler pada tahun 1942, tarian ini menggambarkan kesalahan perjalanan hidup seorang wanita. Oleh sebab itu, tarian ini banyak menghadirkan gerakan tari laki – laki meskipun penarinya biasanya wanita. Jika dilihat, gerak gerik tarian ini seperti mengintai dan siap-siap menerkam mangsanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar